Ketika cuaca tidak kunjung turun hujan, masyarakat di pedalaman biasanya akan melakukan semacam ritual untuk meminta hujan. Di Indonesia sendiri yang masih terdapat sejumlah suku juga memiliki sejumlah ritual untuk mendatangkan hujan. Salah satunya adalah suku Kaili yang ada di Sulawesi Tengah. Ritual yang dilakukan oleh suku Kaili ini disebut dengan Mora'akeke.
Suku Kaili hidup di kawasan Sulawesi Tengah, khususnya di Donggala, Sigi, dan Palu. Mereka juga tinggal di kawasan Gunung Gawaslise, Bunung Noklakai hingga ke pantai timur Sulawesi Tengah. Ritual meminta hujan yang dilakukan oleh suku Kaili tidak dilakukan setiap tahun. Biasanya mereka hanya akan melakukan ritual jika musim kemarau sudah terlalu parah. Jika aliran sungai sudah semakin mengecil dan tanah mulai mengering, penduduk akan siap sedia melakukan Mora’akeke.
Ritual Mora'akeke dipimpin oleh seorang Bahaya sebagai pemimpin dan dimulai dengan suara tabuhan dari topogimba. Bahaya adalah seorang pria yang berpakaian adat wanita. Dia dan dua wanita paruh baya yang disebut dengan makoto ka’daa akan mengelilingi pohon Vanja yang telah disiapkan. Dalam ritual ini tiga ekor kambing akan disembelih di pinggiran Sungai Vuno. Darah yang keluar dari kambing akan menyatu dengan air agar sampai kepada Nteka. Selain kambing, babi dan juga anjing juga akan disembelih dan darahnya dibiarkan mengucur. Setelah penyembelihan, hewan ini akan dimasak lalu dimakan bersama-sama sebagai ungkapan rasa syukur.