Sejak zaman Einstein, para ilmuwan sudah dibuat pusing dengan yang namanya wormhole. Supaya lebih mudah untuk dimengerti, mari kita pakai penjelasan dari Dr. Kip S. Thorne dari California Institute of Technology untuk menjelaskan secara singkat, apa yang dimaksud dengan wormhole.
Bayangkan kamu adalah seekor semut yang tinggal di permukaan sebuah apel. Apel tersebut digantung di langit-langit dengan menggunakan tali yang sangat tipis sehingga tidak bisa kamu panjat. Kamu tidak bisa pergi ke mana-mana selain di permukaan apel. Permukaan apel itu menjadi alam semesta. Nah, sekarang bayangkan apel itu berlubang dimakan ulat. Lubangnya menembus si buah apel. Dengan adanya lubang itu, kamu bisa berpindah ke sisi lain permukaan apel dengan dua cara, yaitu lewat jalan biasa, yakni permukaan apel (alam semesta) atau lewat jalan pintas lubang yang sudah dibuat si ulat (wormhole).
Secara teori, kita bisa membangun wormhole. Bagaimana caranya? Supaya ruang-waktu bisa terlipat dibutuhkan materi dan energi yang sangat luar biasa, jadi kita tinggal mencari materi yang sangat padat di luar angkasa sana, sebut saja, dari bintang neutron (bintang super kecil dan padat). Seberapa banyak? Secukupnya, sampai bisa membentuk cincin raksasa seukuran orbit bumi mengelilingi matahari. Kemudian, buat cincin lagi di ujung yang lain. Setelah konstruksi cincin raksasa di kedua ujung tersebut selesai, berikan tegangan listrik yang sangat tinggi, pada kedua ujungnya, diputar sampai mencapai laju cahaya — dua-duanya, dan voila, perjalanan lintas ruang-waktu seketika.