Cacar monyet atau monkeypox merupakan salah satu penyakit langka yang disebabkan oleh virus. Ditularkan hewan ke manusia. Seperti yang dilansir dari who.int (14/5) cacar monyet pertama kali menyerang manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (kemudian dikenal sebagai Zaire).
Kini cacar monyet kembali diperbincangkan, setelah dilaporkan penyakit ini ditemukan di Singapura. Sebelumnya cacar monyet ini dilaporkan hanya terjadi di Afrika, Amerika, dan Inggris. Tentu saja kabar ditemukan cacar monyet di Singapura membuat Indonesia yang berdekatan dengan negara ini pun meningkatkan kewaspadaannya.
Penularan dan penyebaran cacar monyet dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama dari hewan yang terinfeksi dengan manusia. Kedua penularan dari manusia ke manusia. Penularan primer yaitu penularan cacar monyet secara langsung. Kontak langsung dengan darah, cairan tubuh hewan (seperti tikus) yang terinfeksi dapat menyebabkan tertular cacar monyet. Selain itu makan daging hewan terinfeksi yang cara memasaknya tidak benar dapat menyebabkan tertular cacar monyet.
Penularan sekunder, manusia ke manusia dapat terjadi karena adanya kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan penderita. Selain itu, bisa pula disebabkan karena terkontaminasi oleh cairan pasien yang terinfeksi.
Dalam laman World Health Organization masa inkubasi virus cacar monyet adalah 6-16 hari. Masih seperti yang dilansir dari who.int (14/5) gejala akibat cacar monyet terdiri dari dua fase yaitu:
Yang perlu dipahami, penyakit cacar monyet ini biasanya bisa sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 14 hingga 21 hari. Kasus yang parah terjadi lebih sering pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.