Sebagian orang meyakini bahwa gangguan mental seperti kecemasan atau depresi dapat menular, sama mudahnya seperti penularan flu. Hal itu diungkap oleh sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Memory & Cognition.
Para partisipan dalam studi beranggapan mereka bisa "terjangkiti" kondisi serupa setelah berinteraksi dengan individu yang hidup dengan kecemasan, penyalahgunaan alkohol, anoreksia, bahkan schizoprenia. Faktanya, para ahli mengatakan bahwa penyakit mental tidak menular. Meski begitu, ada kemungkinan kita menyerap emosi serta kebiasaan orang-orang yang hidup di dekat kita.
Jadi, bila sahabat atau anggota keluarga Anda ada yang mengalami gangguan kecemasan konstan dan selalu selalu khawatir atau stres, Anda akan bisa mulai merasa hal yang sama. Bahkan Anda mungkin akan menyadari adanya perubahan mood pada diri sendiri setelah mengunjungi saudara yang tengah depresi.
"Emosi itu menular karena kita makhluk sosial yang merespons pada lingkungan," ujar psikolog klinis dan forensik Judy Ho, PhD. "Penularan emosi adalah perasaan atau cara mengekspresikan emosi serupa pada orang-orang di sekitar Anda karena perasaan mereka membuat Anda mempercayai bahwa Anda harus memiliki reaksi emosi yang sama. Kita melihat orang lain untuk merespons sesuatu dan penularan emosional adalah bentuk ekstrem hal tersebut," jelasnya.