Bukan tak mungkin, anak-anak kita menjadi pelaku cyberbullying dan melecehkan orang lain di Internet. Terlebih, anak-anak saat ini, generasi Z (dikenal dengan digital native), mahir Internet dan perangkat aksesnya. Baca juga: Perempuan Lebih Khawatir ‘Cyber Bullying’ daripada Pria Berikut ini ajakan yang bisa kita sampaikan pada anak-anak, dalam mengajarkan mereka etika di media sosial, serta mencegah agar tidak menjadi pelaku cyberbullying.
Pertama, “perlakukan orang sebagaimana kamu ingin diperlakukan” Sampaikan kepada anak-anak, aturan ini berlaku di kehidupan nyata, maupun di dunia maya. Dorong anak untuk senantiasa bertanya pada diri sendiri, mengenai efek yang akan mereka rasakan apabila menerima pesan-pesan negatif dari orang lain. Apabila timbul masalah dalam lingkungan pertemanan mereka, ingatkan anak untuk menerapkan pentingnya diskusi sehat. Sampaikan bahwa konfrontasi dengan ujaran negatif di jejaring sosial bukanlah solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dua, “saring sebelum sharing” Ajarkan anak untuk senantiasa berhati-hati dalam mengirimkan pesan, maupun berkomentar melalui media dan jejaring sosial. Anak-anak harus diingatkan, begitu mereka mengklik tombol “kirim”, akan sulit untuk menarik hal yang telah diucapkan tersebut. Sampaikan pula, untuk berhati-hati dalam mengirimkan candaan kepada penerima pesan. Sebab, ada kalanya penerima pesan memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang candaan yang dikirimkan. Misalnya, anak mungkin belum memahami bahwa komentar mengenai fisik seseorang, sebaiknya tidak dijadikan lelucon. Terlebih bagi orang lain, komentar itu dapat menjadi sangat menyakitkan.
Lainnya, hanya kirimkan pesan-pesan yang positif dan jangan ikuti teman yang melakukan bully.