Puasa intermitent atau puasa berjeda bukan hanya tren diet biasa. Pola puasa ini tidak berfokus pada apa yang harus dimakan, melainkan kapan waktu untuk makan. Ada pola makan antara periode puasa dan makan yang perlu diikuti.
Puasa intermitent ini, seperti yang dilansir dari laman timesofindia.indiatimes.com, diyakini bisa membuat tubuh lebih sehat, meningkatkan daya konsentrasi, membuat tubuh lebih berenergi, dan bantu menurunkan berat badan. Tapi sebelum mencoba puasa intermitent, ada sejumlah hal penting yang perlu dipahami dengan baik. Selengkapnya, langsung saja simak uraiannya di bawah ini.
1. Belum Tentu Cocok untuk Semua Orang
Puasa intermitent belum tentu cocok untuk semua orang. Perubahan pada pola makan dan puasa dalam waktu berjam-jam bisa berisiko pada ibu hamil dan para penderita diabetes dan gangguan makan. Bagi perempuan hamil dan pasien diabetes, penting untuk mengonsumsi makanan dalam interval kecil. Tidak makan selama kurun waktu 16 jam bisa berbahaya bagi kesehatan mereka. Jadi, ada baiknya untkuk berkonsultasi lebih dulu ke ahli gizi sebelum mencoba puasa intermitent.
2. Tetap Perlu Makan Sehat
Puasa intermitent tidak membatasi jenis makanan tertentu untuk dikonsumsi. Pada metode 16:8 misalnya, setelah berpuasa 16 jam, maka ada waktu 8 jam untuk bebas makan apa saja. Meski ada jam bebas makan, bukan berarti kita mengonsumsi sembarang makanan secara berlebihan. Tetaplah penting untuk mengutamakan makanan dan minuman sehat untuk dikonsumsi.