Titanic sebelumnya disebut-sebut sebagai keajaiban teknik. Dibangun di Belfast, itulah kapal terbesar pada zamannya. Kapal megah itu memulai pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris, menuju New York, Amerika Serikat. Banyak orang kaya yang ikut berlayar, antara lain John Jacob Astor, salah satu orang terkaya dunia saat itu, dan pengusaha Benjamin Guggenheim. Mereka semua ingin mencatat sejarah sebagai penumpang pertama di Titanic.
Pada malam 14 April 1912, kapal raksasa itu menabrak gunung es dan akhirnya tenggelam. Hingga kini ada banyak mitos dan legenda seputar kecelakaan itu. Inilah 10 fakta tentang Titanic yang mungkin terlewatkan oleh Anda.
1. Teropong terkunci di lemari
Pada malam yang menentukan tanggal 14 April, pelaut Frederick Fleet sedang bertugas. Dia seorang pelaut berpengalaman yang telah berlayar sejak usia 12 tahun. Dikatakan bahwa cuaca sangat dingin malam itu, ketika awak kapal melihat massa gelap di air — bercak pertama gunung es — dan melaporkan bahaya itu kepada atasannya. Perwira pertama segera merespons, tetapi terlambat. Awak kapal yang selamat dari bencana kemudian menyatakan bahwa dia tidak memiliki teropong, karena teropong itu berada di lemari yang terkunci, dan kuncinya terbawa seorang perwira yang waktu itu tidak berada di atas kapal. Sebagian awak kapal memang diganti sesaat sebelum penyeberangan Atlantik pertama, dan perwira ini termasuk di antara mereka yang diganti. Dia pasti lupa meninggalkan kunci di kapal.
2. Band terus bermain
Ketika Titanic menabrak gunung es dan jelas bahwa kapal akan tenggelam, terjadi kekacauan dan penumpang yang ketakutan berebut naik sekoci. Namun, musisi kapal memutuskan untuk tetap bermain di dek kelas mewah. Selama lebih dari dua jam setelah tabrakan, band masih berusaha menenangkan orang-orang yang ketakutan. Kedelapan musisi kehilangan nyawanya. Adegan yang mengharukan tentang band ini dapat dilihat dalam film Titanic karya sutradara James Cameron tahun 1997.
3. 'Be British, boys, be British'
Tidak ada insinyur dan masinis Titanic yang selamat. Kapten Edward John Smith diceritakan telah mendorong krunya dengan kata-kata, 'Be British, boys, be British' (jadilah orang Inggris, jadilah orang Inggris). Penumpang kelas satu, pengusaha Benjamin Guggenheim, dilaporkan mengatakan, "Kami telah berdandan sebaik mungkin dan bersiap untuk turun, seperti pria terhormat." Sedangkan pengusaha real estate John Jacob Astor berkata, "Saya tadi minta es, tapi sekarang ini konyol." Dia membantu seorang perempuan muda dan seorang anak ke sekoci. Dari sekitar 2.240 penumpang, hanya 700 orang yang selamat dari bencana.