Kemarahan adalah emosi dasar dan kuat. Kemarahan adalah sebuah ekspresi, namun jika tidak dikendalikan maka itu akan membuat kemarahan yang negatif. Kemarahan bisa menjadi sesuatu yang normal. Namun, perlu kamu ketahui bahwa, kemarahan pelu diatasi dan dikendalikan.
Nah, untuk itu beberapa tips ini mungkin dapat membantumu untuk mengendalikan kemarahan agar tidak menjadi kemarahan yang negatif. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
1. Ketahui Perbedaan Antara Bereaksi dan Merespon
Melihat lebih dekat kedua kata ini menunjukkan betapa sangat berbedanya keduanya. Sebuah reaksi cepat dan instan serta tidak memerlukan banyak pemikiran. Seseorang yang bereaksi tidak mempertimbangkan konsekuensi berbahaya dari apa yang dia katakan atau lakukan. Di sisi lain, responsnya lambat, bijaksana, dan tidak mengancam, karena mempertimbangkan kebahagiaanmu dan orang-orang di sekitarmu. Menanggapi membuatmu merasa lebih bisa mengendalikan diri dan memberi ruang yang sangat sedikit bagi pemicu kemarahan untuk memprovokasimu lebih jauh.
2. Visualisasi
Visualisasi situasi yang memicu kemarahan dalam pikiran akan membantu melatih respons kemarahanmu untuk ekspresi akhir. Tuliskan deskripsi kemarahanmu secara rinci, semakin kaya deskripsi, semakin efektif kamu melakukan latihan, sertakan juga pikiran marah dalam deskripsi untuk lebih jelas. Kamu bisa mulai dengan adegan yang paling tidak membuatmu marah dan melanjutkan ke adegan kemarahan paling menjengkelkan yang bisa dibayangkan.
3. Bersikaplah Asertif daripada Agresif
Respons asertif bersifat tenang, lugas, dan to the point. Pernyataan bebas dari pernyataan atau kata-kata kasar dan mengintimidasi, seringkali cukup untuk menunjukkan belas kasih yang tulus, dan memicu minat pada topik yang sedang dibahas. Keadilan dan mutualitas adalah inti dari ketegasan. Menyadari pikiran marah dan kesalahpahamanmu akan membantumu membuat pernyataan tegas.