Transgender itu benar-benar ada, tidak perduli kalian yang membenci mereka dengan alasan apapun dan tidak mau mengakui kehadirannya, transgender tetap ada. Transgender adalah mereka yang merasa bahwa gendernya tidak sesuai dengan jenis kelaminnya saat lahir. Contohnya, seorang wanita transgender adalah seseorang yang terlahir dengan jenis kelamin pria tapi merasa kalau dia adalah wanita. Hal yang sebaliknya juga bisa terjadi pada pria transgender. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi, di masyarakat, transgender mendapatkan stigma yang buruk dan menuai kontroversi.
Kontroversi yang cukup panas diperdebatkan dan membuat orang bingung adalah ketika seorang transgender mengikuti kompetisi olahraga. Mereka para kaum transgender, harus dimasukan dalam kategori mana, pria. wanita, atau membuat kategori sendiri yaitu transgender? Kenyataannya yang terjadi di dunia ini, para transgender ini tetap bisa mengikuti kompetisi olahraga sesuai dengan jenis kelamin yang terakhir dipilih dan diakui. Penasaran kah kalian mengenai siapa saja atlet olahraga yabg transgender? Inilah dia daftarnya.
Lia Thomas merupakan seorang perempuan asal Amerika yang berprofesi sebagai atlet renang profesional. Prestasinya bisa bilang cukup meyakinkan, ia berhasil menjadi atlet renang transgender pertama yang berhasil menjuarai NCAA Division I di tingkat nasional. Ya benar, kalian tidak salah baca, dia adalah seorang transgender.
Lia Thomas lahir sekitar tahun 1999 atau 2000 dan berkebangsaan Amerika. Dia termasuk dalam salah satu anggota tim renang University of Pennsylvania untuk tim wanita. Ia berhasil memecahkan sejumlah rekor saat bertanding di Ivy League championship. Awalnya Lia Thomas adalah seorang perenang pria di University of Pennsylvania di tahun 2017. Untuk kategori perenang pria, Lia Thomas tergolong perenang yang lumayan.
Pada Mei 2019, barulah ia menjalani proses terapi hormon untuk mengubah gendernya menjadi perempuan. Ia berkompetisi di turnamen pria antara tahun 2019-2020 sembari menjalani terapi hormon. Di tahun 2021-2022 barulah ia diizinkan untuk berkompetisi di kategori perempuan setelah selesai menjalani terapi hormonnya.